LKTIN
Lomba Inovasi Teknologi Lingkungan
Natural
Filtration
Bidang
Lomba :
Sanitasi
dan Air Bersih
Tingkat
:
Perguruan
Tinggi
Diusulkan
oleh :
Peni
Hardiyanto 09.331.0133
Bop
Albertha 10.331.0227
Universitas
Islam Riau
Pekanbaru
2013
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul ‘’Natural Filtration’’. Meskipun banyak
rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu
kami dalam mengerjakan proyek ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung
maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Tentunya
ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah
ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi kita bersama.
Pada
bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan pendapat dari
orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat
berguna bagi kita bersama.
Semoga
karya ilmiah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang
lebih baik lagi.
Pekanbaru,
17 januari 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KataPengantar
DaftarIsi
Abstrak
Abstract
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penelitian
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 AirBersih
2.2 Pencemaran Air
BAB
III. METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
3.2 Sketsa Alat Penelitian
3.3 Cara Kerja Alat Penelitian
Bab IV. ANALISIS PERMASALAHAN
4.1 Kulit Pisang Kepok
4.2 Arang Kulit Singkong
Bab V. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
JADWAL
PENELITIAN
RINCIAN BIAYA
RIWAYAT HIDUP PENULIS
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Air
merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Bahkan dapat dikatakan sebagai
kebutuhan primer, sebab manusia tidak dapat hidup tanpa air. Air juga bisa
dikatakan sebagai sumber daya multi guna. Kegunaannya mulai dari untuk
pengaturan ekosisrem, irigasi, pembangkit tenaga listrik sampai kepada
pemenuhan kebutuhan hajat hidup manusia seperti mandi, masak, minum dan
sebagainya (Rony Gunawan, 2009).
Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan
yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Pengelolaan lingkungan hidup
merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik pemerintah, pelaku industri,
dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat Indonesia
sebagai negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat
dikategorikan sebagai negara semi industri (semi industrialized
country). Sebagaimana lazimnya negara yang masih berstatus semi industri,
target yang lebih diutamakan adalah peningkatan pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap
eksternalitas negatif dari pertumbuhan industri tersebut sangat kurang (Pranowo,
2005).
Dengan semakin berkembangnya industri
dan teknologi, akan menimbulkan dampak bagi kehidupan manusia, baik dampak
negatif maupun dampak positif. Hal ini juga berpengaruh terhadap polusi air di
lingkungan sekitar. Polusi ini dapat berdampak buruk terhadap kesehatan
masyarakatnya. Menurut Effendi (2006), masalah penurunan kualitas air akan
menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua mahluk hidup yang
bergantung pada sumberdaya air.
Berbagai
upaya telah dilakukan untuk mendapatkan air bersih yang bebas dari pencemaran
akibat dari banyaknya aktivitas manusia dewasa ini. Secara umum ada empat
kegiatan dalam siklus perputaran air berkaitan dengan aktivitas manusia, yaitu
: eksplorasi air, konsumsi air, produksi air limbah, dan penjernihan air
limbah. Pada kegiatan
yang keempat yaitu penjernihan air limbah, terdapat beberapa proses antara
lain: penyaringan, sedimentasi, filtrasi dan disinfektansi (Widiyanti, 2004 ).
Untuk mengatasi hal tersebut salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan filtrasi atau penyaringan, yang merupakan bagian dari
sanitasi. Filtrasi atau
penyaringan merupakan proses dimana air dibersihkan
dengan melewatkan melalui bahan (media) yang berpori.
Cara ini cukup dikenal masyarakat dan sering digunakan dalam berbagai penjernihan air. Alat pengolahan air bersih sederhana yang kami rancang
tersebut adalah alat pengolahan air bersih yang merupakan paket yang terdiri
dari kulit pisang kepok , sabut kelapa+ijuk , batu zeolit, kerikil sungai,
pasir silica dan pompa.
1.2 Tujuan
Penelitian
Tujuan yang
hendak dicapai dari penelitian ini adalah :
a.
Mengurangi
permasalahan tentang air yang tercemar limbah.
b.
Mampu mengolah
air limbah menjadi air bersih untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan
mencuci (air layak pakai).
c.
Menghasilkan
teknologi tepat guna yang ramah lingkungan serta tanpa zat kimia.
BAB II
TINJAUN
PUSTAKA
2.1
Air Bersih
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang
”Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air “, air bersih adalah air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Dan
peraturan tersebut telah disesuaikan dengan standar yang ditetapkan WHO. Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui mengenai kualitas air
tersebut baik secara fisik, kimia dan juga mikrobiologi.
1.
Syarat
Fisik
Adapun syarat fisiknya yaitu :
a.
Air harus bersih dan tidak keruh
b.
Tidak berwarna apapun
c.
Tidak berasa apapun
d.
Tidak berbau apaun
e.
Suhu antara 10-25o C (sejuk)
f.
Tidak meninggalkan endapan
2.
Syarat
Kimia
Adapun syarat kimia :
a.
Tidak mengandung bahan kimiawi
yang mengandung racun
b.
Tidak mengandung zat-zat kimiawi
yang berlebihan
c.
Cukup yodium
d.
pH air antara 6,5 – 9,2
3.
Syarat
Mikrobiologi
Adapun syarat mikrobiologi dari air bersih
yaitu :
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera,
dan bakteri patogen penyebab penyakit.
Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau
sesuai dengan standar tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar
kecilnya investasi dalam pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi
penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek
kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air
bersih. Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat
banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas,
yaitu:
a.
Aman dan higienis.
b.
Baik dan layak minum.
c.
Tersedia dalam jumlah yang cukup.
d.
Harganya relatif murah atau
terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
Parameter yang ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan,
operasi dan biaya. Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia,
biologis dan radiologis yaitu sebagai berikut:
1.
Parameter Air Bersih secara Fisika
a.
Kekeruhan
b.
Warna
c.
Rasa & bau
d.
Endapan
e.
Temperatur
2.
Parameter
Air Bersih secara Kimia
a.
Organik, antara lain: karbohidrat,
minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen, dll.
b.
Anorganik, antara lain: kesadahan,
klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.
c.
Gas-gas, antara lain: hidrogen
sulfida, metan, oksigen.
3.
Parameter
Air Bersih secara Biologi
a.
Bakteri
b.
Binatang
c.
Tumbuh-tumbuhan
d.
Protista
e.
Virus
4.
Parameter
Air Bersih secara Radiologi
a.
Konduktivitas atau daya hantar
b.
Pesistivitas
c.
PTT atau TDS (Kemampuan air bersih
untuk menghantarkan arus listrik)
Dengan standar tersebut maka air konsumsi yang kita gunakan akan aman
bagi kesehatan kita, karena itu jadilah manusia yang selektif demi kesehatan
dan juga keberlangsungan kita.
2.2
Pencemaran Air
2.2.1
Definisi Pencemaran Air
Apabila terjadi
perubahan fisis, kimiawi, dan biologis terhadap air sehingga air tidak sesuai
lagi untuk digunakan, maka kejadian tersebut tergolong pencemaran air.
Perubahan kondisi tersebut dapat saja
merugikan bagi suatu organisme, namun justru menguntungkan bagi organisme lain.
Misalnya pada kondisi bahan organik terlarut yang meningkat jumlahnya sehingga
meningkatkan pemakaian oksigen, populasi ikan akan sangat dirugikan dan
bagi dekomposer, yaitu bakteri dan fungi, justru diuntungkan dan dapat berkembang
lebih pesat. Dengan demikian derajat pencemaran air tersebut bersifat subjektif
dan relatif kepada siapa yang memandangnya. Apakah suatu
badan air telah berkurang kualitasnya tergantung pada perspektif masing-masing.
Mengapa demikian?
Pencemaran air terjadi karena adanya
pencemar, yaitu suatu zat atau pengaruh yang bukan asli dimiliki oleh badan air
tersebut. Pencemaran memiliki sumber atau asal usul. Apa saja sumber pencemar
air, jenis dan dampaknya?
SUMBER PENCEMAR
Pencemaran
dapat terjadi secara alami dan akibat perilaku manusia. Sumber pencemaran dapat
berasal dari satu titik tertentu yang diketahui (point resource),
misalnya dari pipa buangan limbah suatu pabrik ke aliran sungai. Karena
sumber pencemaran ini diketahui dan tertentu maka lebih mudah untuk mengaturnya.
Sebaliknya pencemaran juga terjadi di suatu perairan karena sumber yang
tak diketahui dengan pasti, misalnya dari buangan rumah tangga, air larian dari
lapangan golf, dari peternakan, ataupun pertanian. Zat buangan yang dapat
menimbulkan pencemaran terakumulasi semakin banyak, dan pada suatu tempat air
sungai sudah sangat tercemar. Sumber pencemaran yang tersebar tersebut (non point
resources) lebih sukar untuk dikontrol.
DAMPAK DAN JENIS PENCEMARAN AIR
Pencemaran air
dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda –
beda, seperti :
- Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
- Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
- Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
- Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai
Banyak akibat
yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya :
- Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
- Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
- Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
- Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
- Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 4
kelompok, yaitu :
- Dampak terhadap kehidupan biota air
- Dampak terhadap kualitas air tanah
- Dampak terhadap kesehatan
- Dampak terhadap estetika lingkungan
Jenis – Jenis Pencemaran Air
1. Pencemaran Mikroorganisme dalam Air
Kuman penyebab penyakit pada makhluk
hidup seperti bakteri, virus, protozoa, dan parasit.
2. Pencemaran Air oleh Bahan Anorganik Nutrisi Tanaman
Penggunaan pupuk nitrogen dan
fosfat dalam bidang pertanian telah dilakukan sejak lama secara meluas. Pupuk
kimia ini dapat menghasilkan produksi tanaman yang tinggi sehingga
menguntungkan petani. Tetapi dilain pihak, nitrat dan fosfat dapat
mencemari sungai, danau, dan lautan.
3. Pencemar Bahan Kimia Anorganik
Bahan kimia anorganik seperti asam,
garam dan bahan toksik logam lainnya seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), merkuri
(Hg) dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan air tidak enak diminum.
Disamping dapat menyebabkan matinya kehidupan air seperti ikan dan organisme
lainnya, pencemaran bahan tersebut juga dapat menurunkan produksi tanaman
pangan dan merusak peralatan yang dilalui air tersebut (karena korosif).
4. Pencemar Bahan Kimia Organik
Bahan kimia organik seperti minyak,
plastik, pestisida, larutan pembersih, detergen dan masih banyak lagi bahan
organik terlarut yang digunakan oleh manusia dapat menyebabkan kematian pada
ikan maupun organisme air lainnya.
BAB
III
METODE PENELITIAN
3.1 Teknik
Pengolahan Air
Pada sistem
pengolahan air ini, kami menggunakan beberapa macam cara agar dapat mengubah
air limbah tersebut menjadi air yang layak dipakai kembali. Sistem kami terbagi
mejadi 5 bagian yaitu :
1.
Kolam Penampungan
Air Kotor
Kolam penampungan air
kotor ini memiliki dimensi 1x1x0.5m. Kolam dapat terbuat
dari PVC atau dapat dibangun dari batu dan ditempatkan didalam tanah layaknya
safety tank. Pada kolam ini bagian atas dilengkapi dengan kaca hitam yang
berfungsi sebagai penangkap panas matahari. Panas matahari akan menghangatkan
air yang akan membantu memudahkan terjadinya pengendapan. Volume maksimal yang
dapat ditampung kolam ini adalah 500
liter, namun yang disarankan dalam
penampungan ini adalah 400
liter. Setelah terjadi pengendapan maka air akan dipompa masuk ke dalam tabung penyaringan.
2. Tabung
Penyaringan berisi sabut kelapa
Tabung ini memiliki
diameter 25,4 cm
dan tinggi 30 cm
. Tabung ini terbuat dari PVC yang di
dalamnya sabut kelapa.. Pada bagian sisi samping PVC kami beri lubang dan juga
terbetang pipa silinder dengan lunag kapiler.
3.
Tabung
Penyaringan Utama
Tabung
ini memiliki diameter 25,4 cm dengan tinggi 60 cm , lalu di dalamnya kami beri
lapisan penyaringan bertingkat yang terdiri dari variasi batu zeolit, kulit
pisang, pasir silica arang kulit singkong dan sabut kelapa+ijuk.
4.
Tabung
Penyaringan Akhir
Tabung
ini memiliki diameter 25,4 cm dengan tinggi 60 m , lalu di dalamnya kami beri
lapisan penyaringan bertingkat kulit pisang, batu zeolite, arang kulit
singkong, kerikil sungai dan sabut kelapa.
5. Kolam
Penampungan Air Bersih
Kolam
ini berukuran sama dengan kolam pengendapan dengan anggapan bahwa air yang
keluar akan sama dengan air yang masuk. Kolam juga dapat dibuat dari PVC
ataupun dibuat dari batu seperti kolam pengendapan tadi . Pada kolam ini kami
akan menggukankan 4 buah lampu ultraviolet dengan daya kecil yang berguna untuk
membunuh bakteri-bakteri serta beberapa organisme berbahaya yang tersisa pada
air yang telah disaring tersebut dan juga kami menggunakan kaca biasa, yang biasa digunakan di
rumah tangga pada atasnya namun kini berwarna putih untuk mempermudah pengguna
melihat air hasil saringan dan menghangatkan air.
Gambar 2. Skema Alat Penelitian
CARA
KERJA :
1.
Air yang telah
ditampung pada kolam pengendapan akan
mengalami pengendapan selama lebih kurang 2 – 4 jam yang mana didalam kolam
pengendapan tersebut, air limbah akan mengalami pemanasan, ini bertujuan untuk mempermudah
nantinya pemisahan logam berat yang akan difiltrasi. Kemudian setelah itu air
limbah akan dipompa ke dalam tabung penyaringan yang berisi busa yang telah di kompres
dengan tekanan sesuai dengan ketahanan pipa.
Pipa yang digunakan untuk pemompaan adalah pipa standar pvc dengan kedalaman
bibir pipa pada kolam
pengendapan adalah 40
cm dari dasar pipa . Air limbah dipompakan
menggunakan pompa
dengan daya yang dapat disesuaikan oleh pengguna .
2. Air
yang ketika berada di dalam tabung penyaringan berisi
busa yang telah di kompreskan akan mangalami penaikan suhu dan kemudian akan
dialirkan ke dalam tabung penyaring
utama dan tabung penyaringan akhir yaitu:
I.
Filtrasi tabung
penyaringan utama berisikan : Arang Kulit Singkong + Kulit pisang + Batu Zeolite + Pasir Silika + dan sabut
kelapa+ijuk
II.
Filtrasi tabung
penyaringan akhir berisikan :Kulit Pisang + Batu Zeolit + Kerikil Sungai dan
saringan halus.
Susunan ini kami buat berdasarkan kemampuan bahan
tersebut untuk menyaring logam berat dan zat-zat kimia yang berbahaya yang
terdapat dalam limbah rumah tangga tersebut, sehingga dihasilkan kualitas air
yang layak untuk digunakan.
3. Setelah
itu air akan dialirkan ke dalam kolam penampungan yang kemudian air tersebut akan disinari oleh lampu ultraviolet dan
ini bertujuan untuk menetralisasikan air
yang keluar dari bahaya bakteri e-coly,
sehingga air tesebut dapat digunakan untuk aktivitas mencuci dan
mandi kembali.
Bahan-bahan yang digunakan pada alat filtrasi :
Ø Pipa PVC :
Pipa PVC ½
inch dan 10 inch
Ø Pompa :
P H 100AN
Ø Kolam Pengendapan :
Terbuat dari batu semen berukuran
Panjang 1m,
Lebar 1m dan Tinggi 50cm
Ø Tabung Filtrasi :
Pipa PVC berdiamter 25,4 cm dan
Panjang 1 m
Ø Kolam penampung hasil filtrasi : Terbuat dari bak fiber berukuran
Panjang 1
m, Lebar 1 m dan Tinggi 50 cm
BAB IV
ANALISIS
PERMASALAHAN
4.1 Kulit
Pisang Kepok
Menurut Rinawati dkk (2008), menyebutkan bahwa salah satu bahan pencemar
yang sering ditemukan di lingkungan perairan adalah logam berat. Logam berat
yang telah mencemari suatu perairan akan terakumulasi dalam sedimen dan
organisme melalui proses gravitasi, bio-konsentrasi, bio-akumulasi, dan
bio-magnifikasi. Urutan toksisitas logam berat adalah: Hg2+ > Cd2+
> Ag2+ > Ni2+> Pb2+> As2+>
Cr2+> Sn2+> Zn2. Kadar ini akan
meningkat bila limbah perkotaan, pertambangan, pertanian dan perindustrian yang
banyak mengandung logam berat masuk ke lingkungan laut. Beberapa daerah yang
kaya akan industri, sayur-sayuran, ikan-ikan mengandung logam berat. Apabila
makanan tersebut dikonsumsi secara terus menerus, maka logam berat dapat
terakumulasi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker, atau penyakit lain
seperti gangguan ginjal, sistem saraf pusat, saluran pencernaaan, pernafasan,
darah, kulit, sistem endokrin, dan kardiovaskuler. Hal itu dikarenakan logam
berat tersebut bersifat kumulatif, akan menumpuk dalam jumlah banyak dalam
tubuh jika kita sering mengkonsumsi makanan yang mengandung logam berat
tersebut (Suyanto dan Koesmantoro, 2010).
Logam tembaga (Cu) merupakan salah satu logam essensial yang diperlukan
makhluk hidup dalam pertumbuhannya. Cu banyak terdapat dalam air, tanah, dan
udara baik dalam bentuk ion maupun persenyawaan. Semakin meningkatnya aktifitas
dan tuntutan kesejahteraan manusia akan berdampak pada peningkatan pencemaran
berbagai macam logam berat, diantaranya adalan Cu. Logam Cu termasuk logam
berat essensial, jadi meskipun beracun tetapi sangat dibutuhkan manusia dalam
jumlah yang kecil. Toksisitas yang dimiliki Cu baru akan bekerja bila telah
masuk ke dalam tubuh organisme dalam jumlah yang besar atau melebihi nilai
toleransi organisme terkait. Cu merupakan logam essensial yang jika berada
dalam kosentrasi rendah dapat merangsang pertumbuhan organisme sedangkan dalam
konsetrasi yang tinggi dapat menjadi penghambat.
Timbal atau timah hitam dan dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan kata
plumbum, logam ini disimpulkan dengan Pb. Pb sangat rapuh dan mengkerut pada
pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air panas dan air asam timah hitam
dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat pekat. Timah hitam
dan senyawanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan dan
saluran pencernaan, sedangkan absorbsi melalui kulit sangat kecil sehingga
dapat diabaikan. Bahaya yang ditimbulkan oleh Pb tergantung oleh ukuran partikelnya.
Partikel yang lebih kecil dari 10 mg dapat tertahan di paru-paru, sedangkan
partikel yang lebih besar mengendap di saluran nafas bagian atas. Pb adalah
racun sistemik, keracunan Pb akan menimbulkan gejala rasa logam di mulut, garis
hitam pada gusi, ganggunan GI, anorexia, muntah-muntah, kolik, encephalitis,
wirstdrop, iritasi, perubahan kepribadian, kelumpuhan dan kebuataan. Basophilic
stippling dari sel darah merah merupakan gejala patogenesis bagi keracunan
Pb. Gejala lain dari keracunan ini berupa Anemia dan Albuminuria. Timbal dalam
susunan unsur merupakan logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak
bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami termasuk
letusan gunung berapi dan proses geokimia. Timah hitam digunakan pula sebagai
zat warna yaitu Pb karbonat dan Pb sulfat sebagai zat warna putih dan Pb kromat
sebagai krom kuning, krom jingga, krom merah dan krom hijau (Ardyanto, 2005).
Kulit Pisang, batu zeolite, pasir silica, kerikil sungai, arang kulit
singkong mempunyai porositas yang dapat dipakai sebagai media filter untuk
menyaring logam berat pada limbah cair. Bahan–bahan berbahaya seperti logam
berat dapat terikat, tereliminir bahkan tereduksi dalam proses filter ini.
Kandungan golongan beracun yaitu air raksa (Hg), kadmium (Cd), timbal (Pb),
kromium (Cr), tembaga (Cu), besi (Fe), nikel (Ni), seng (Zn), mangan (Mn),
Selenium (Sn), Au dan Ag.
Logam berat beracun dalam air menyebabkan masalah kesehatan pada
populasi dan lingkungan. Metode ini untuk meminimalkan jumlah logam ini
berbahaya daam penyediaan air meliputi pengendapan kapur, pertukaran ion,
adsorbsi karbon atif dalam proses membran dan metode elektrolitik. Beberapa
masalah dengan metode saat ini mencakup biaya tinggi, efektifitas rendah,
peralatan mahal kebutuhan energi yang tinggi atau limbah beracun. Karbon aktif
telah menjadi pilihan populer untuk menghilangkan logam berat, namun biaya yang
tinggi dan terbatasnya pasokan bahan telah menimbulkan masalah bagi metode
penyerapan. Terdapat alternatif baru untuk karbon aktif dan memiliki bahan
alami seperti arang kelapa sawit dan kulit buah beserta serat. Keuntungan
menggunakan kulit buah sebagai penyerapan adalah bahwa hal itu sudah tersedia
dan lebih murah. Bahan-bahan ini semuanya mengandung gugus asam karboksilat dan
fenolik.
Pisang merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari buah,
batang, daun, kulit hingga bonggolnya. Tanaman pisang yang merupakan suku
Musaceae termasuk kedalam tanaman yang besar memanjang. Tanaman pisang sangat
menyukai sekali pada daerah yang beriklim tropis panas dan lembab terlebih si
dataran rendah. Ditemui pula di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia,
Indonesia serta termasuk pula Papua, Australia Topika, Afrika Tropi. Pisang
dapat berbuah sepanjang tahun pada daerah dengan hujan merata sepanjang tahun.
Umumnya, kebanyak orang memakan buah pisang kulitnya akan dibuang begitu saja.
Seringkali kulit pisang dianggap sebagai barang tak berharga alias sampah.
Ternyata dibalik anggapan tersebut, kulit pisang memiliki kandungan vitamin C,
B, kalsium, protein dan juga lemak yang cukup baik. Selain itu, kulit pisang
menyimpan tegangan tenaga listrik. Kandungan tenaga listrik yang ada pada kulit
pisang bisa dimanfaatkan untuk menggantikan tenaga batu baterai (Mashur, 2011).
Menurut Suhartono (2011), menyebutkan bahwa pisang kepok (Musa
acuminate L.) merupakan produk yang cukup perspektif dalam pengembangan
sumber pangan lokal karena pisang dapat tumbuh di sembarang tempat sehingga
produksi buahnya selalu tersedia, Kulit buah kuning kemerahan dengan bintik-
bintik coklat. Berikut adalah klasifikasi dari buah pisang kepok (Musa
acuminate L.):
Kingdom
: Plantae
Filum
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberraceae
Genus
: Musa
Spesies
: Musa acuminata L.
Pisang yang dikenal sampai saat ini merupakan
keturunan dari spesies pisang liar yaitu Musa acuminata dan Musa
balbisiana. Pisang Kepok memiliki tinggi 370 cm dengan umur berbunga 13
bulan. Batangnya berdiameter 31 cm dengan panjang daun 258 cm dan lebar daun 90
cm, sedangkan warna daun serta tulang daun hijau tua. Bentuk jantung spherical
atau lanset. Bentuk buah lurus dengan panjang buah 14 cm dan diameter buah
3.46 cm. Warna kulit dan daging buah matang kuning tua. Produksi Pisang Kepok
dapat mencapai 40 ton/ha (Firmansyah, 2012).
Kulit pisang kepok (Musa acuminate) didalamnya mengandung
beberapa komponen biokimia, antara lain selulosa, hemiselulosa, pigemen
klorofil dan zat pektin yang mengandung asama galacturonic, arabinosa,
galaktosa dan rhamnosa. Asam galacturonic menyebabkan kuat untuk mengikat ion
logam yang merupakan gugus fungsi gula karboksil. Didasarkan hasil penelitian,
selulosa juga memungkinkan pengikatan logam berat. Limbah kulit daun pisang
yang dicincang dapat dipertimbangkan untuk ekstraksi tembaga dan ion timbal
pada air yang terkontaminasi. Hanya butuh sekitar 20 menit untuk konsentrasi Cu
dan Pb untuk mencapai keseimbangan. Kulit buah yang salah satunya kulit pisang
dapat digunakan sebagai ekstraktor logam berat.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah pertama pisang dicuci sebanyak 5
kali untuk menghilangkan kotoran dan kelembaban yang akan mempengaruhi hasil.
Lalu dikeringkan selama 48 jam dalam oven 50oC. Pengujian ini
menunjukkan bahwa gugus karboksil dan kadar selulosa hidroksil akan langsung
mempengaruhi kapasitas penyerapan. Kulit pisang dicincang secara efisien dalam
media asam. Proses ini mencapai retensi lebih dari 90% pada pH 3 dan
retensi 98% pada pH 4 dan 5. Teknik ini tidak efektif pada pH di bawah 3 dan di
atas 5. Hal itu dikarenakan asam karboksilat merupakan kelompok fungsi utama
dalam ekstraksi ion logam menjadi protonasi pada konsentrasi H+
tinggi. Kapasitas ekstraksi pun hanya memiliki maksimum Cu sebesar 0.30 mmol/g
dan Pb sebesar 0.20 mmol/g. Adanya perbedaan nilai maksimum pada ekstraksi Cu
dan Pb disebabkan gugus karboksilat dianggap sebagai basa kuat dan memiliki
afinitas yang lebih tinggi untuk asam menengah atau kuat. Ion Cu merupakan asam
menengah sedangkan Pb dianggap sebagai asam lemah karena tingginya
polarisabilitas lebih besar dari radius ion dan menyebabkan ekstraksi lebih
rendah.
Hasil pengujian pun menunjukkan bahwa efisiensi ekstraksi berbahan dari
kulit pisang kepok adalah sekitar 97-98% dan tidak akan menurun secara
signifikan meskipun konsentrasi anion.
Kulit pisang dapat dimanfaatkan dalam mengikat tembaga dan timah dari
air limbah yang tercemar dengan tembaga dan timah. Hasilnya pun lebih baik
dibandingkan dengan bahan penyaring yang biasa digunakan seperti karbon aktif.
Kulit pisang ini dapat digunakan hingga 11 kali proses penjernihan.
4.2 Arang
Kulit Singkong
Bentuk karbon aktif bisanya berupa butiran kristal
dan tepung (powder) yang memiliki pori-pori. Fungsi pori-pori itu menyerap zat
magnetik serta menjernihkan air dari warna keruh serta menghilangkan bau tak
sedap. Jika diperiksa di bawah mikroskop, pori-pori pada
karbon aktif terlihat banyak dan besar. Pori-pori ini memunyai ukuran yang
bermacam-macam. Ada yang berukuran lebih dari 50 nanometer (nm) yang disebut
dengan macropores, ada yang berukuran 2–50 nm (mesopores), dan ada juga yang
berukuran di bawah 2 nm (micropores).
Untuk mendapatkan arang dari kulit singkong kita menggunakan beberapa
tahapan. Langkah pertama mengupas
kulit singkong dari dagingnya. Setelah itu dikeringkan dengan durasi yang
bervariasi, bergantung kondisi cuaca dan suhu ruangan. Setelah kulit singkong kering, tahapan selanjutnya
adalah membakar bahan baku di dalam oven agar menghilangkan senyawa hidrokarbon
pada bahan baku. Temperatur yang digunakan harus tinggi. Maka kulit singkong dibakar
pada suhu 800o
C. Dan proses pembakarannya berlangsung selama dua sampai
tiga jam.
Agar proses pembakaran
sempurna, selain suhu temperaturnya diatur pada suhu sangat tinggi, kulit
singkong
dibakar pada ruang tertutup
supaya tak ada udara atau oksigen (O2) di dalam oven. Tujuannya
supaya bahan baku kering secara total dan menguapkan senyawa hidrokarbon dalam
bahan baku. Tujuannya untuk
meminimalisasi kandungan oksigen saat terjadinya proses pembakaran, sebab kalau ada kandungan oksigen maka arangnya akan
habis terbakar. Selanjutnya,
arang yang berasal dari kulit singkong tersebut dihaluskan. Setelah itu,lakukan
proses aktifasi karbon dengan menggunakan larutan sodium hydroxide (NaOH) alias
soda kimia. Seusai melewati tahapan aktivasi karbon, menguji karbon aktif dengan metode atomic
absorption spectrophotometer (AAS), yaitu metode untuk menentukan tingkat konsentrasi
logam. Proses ini bertujuan meningkatkan volume dan memperbesar diameter
pori-pori karbon.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari Pembahasan dalam karya ilmiah ini, kesimpulan
penulis adalah sebagai berikut :
1.
Alat penelitian
yang telah kami buat tidak menggunakan zat kimia sebagai komponen penyaringan.
2.
Kulit pisang
mampu mengikat logam-logam berat berbahaya dan bisa digunakan sebanyak 11 kali
penyaringan
3.
Permasalahan
air limbah yang tercemar akibat
logam berat, terutama tembaga (Cu) dan Timah (Pb), dapat diatasi dengan
teknologi filter sederhana berbahan kulit pisang kepok (Musa acuminate), Batu Zeolit, Kerikil Sungai, Arang Kulit Singkong
dan Pasir Silika .
4.
Kandungan asam
galacturonic, karboksilat
dan selulosa yang dimiliki oleh kulit pisang kepok (Musa acuminate)
mampu mengikat tembaga (Cu) dan Timah (Pb) pada perairan yang tercemar dalam
waktu 20 menit.
4.2
Saran
Saran
yang dapat kami sampaikan adalah perlunya sosialisasi mengenai teknologi filter
sederhana berbahan kulit pisang kepok,batu
zeolite, pasir silica, arang kelapa sawit dan kerikil sungai kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang
berdomisili di sekitas kawsan perkotaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Castro,
R. S. D., Caetano, L., Ferreira, G., Padilha, P. M., Saeki, M. J., Zara, L. F.,
Martines,
M.
A. U., & Castro, G. R. (2011). Banana peel applied to the
solid
phase extraction of copper and lead from river water:
Preconcentration
of metal ions with a fruit waste. Industrial & Engineering
Chemistry
Research, 50(6), 3446-3451. Retrieved from pubs.acs.org/IECR
Hewett,
Emma., Stem A and Mrs. Wildfong. 2011. Banana Peel Heavy Metal Water
Filter. http://users.wpi.edu
Bellamy, W. D., Silverman, G. P., Hendricks, D. W., (1984), Filtration
of Giardia
Cysts And Other Substances Volume 2 Slow Sand
Filtration,
Environmental Protection Agency, Ohio
Alaerts, G. dan Sumestri, S.S., (1987), Metode Penelitian Air,
Usaha nasional,
Surabaya
Buzunis, B. J., (1995), Intermittently Operated Slow Sand Filtration
: A New
Water Treatment
Process, Thesis for Master Engineering, Department Civil
Engineering University of Calgary
Fardiaz, S., (1992), Polusi Udara dan Air, Penerbit Kanisius,
Jogjakarta
JADWAL
PENELTIAN
NO
|
NAMA KEGIATAN
|
Bulan Ke-
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
Pengambilan sampel limbah rumah tangga
|
||||||||||
2
|
Analisis kandungan zat kimia didalam limbah rumah
tangga
|
||||||||||
3
|
Analisis kandungan air bersih
|
||||||||||
4
|
Analisis bahan
|
||||||||||
5
|
Perencanaan system
|
||||||||||
6
|
Analisis jenis material yang digunakan pada alat
filtrasi
|
||||||||||
7
|
Perencanaan dimensi atau besarnya alat filtrasi
|
||||||||||
8
|
Pembuatan Alat Filtrasi
|
||||||||||
9
|
Pengujian Alat
|
RINCIAN BIAYA :
- Rincian biaya pembuatan alat
No
|
Nama Alat
|
Jumlah
barang
|
Harga per satuan
|
Harga Total
|
1
|
Pipa PVC ½ “
|
-
|
-
|
Rp 60.000,-
|
2
|
Kolam Pengendapan
|
-
|
-
|
Rp 150.000,-
|
3
|
POMPA P H100AN
|
-
|
-
|
Rp 300.000,-
|
4
|
Tabung PVC
|
3
|
Rp. 15.000,-
|
Rp. 45.000,-
|
5
|
Elbow
|
5
|
Rp. 5.000,-
|
Rp 25.000,-
|
6
|
Asbes
|
-
|
-
|
Rp 150.000,-
|
7
|
Kaca hitam
|
-
|
-
|
Rp 30.000,-
|
8
|
Lampu Ultra
Violet
|
4
|
Rp. 12.500,-
|
Rp 50.000,-
|
9
|
Kran
|
2
|
Rp. 7.500,-
|
Rp. 15.000,-
|
Jumlah
|
Rp. 825.000,-
|
b.
Rincian biaya untuk bahan filtrasi
No
|
Nama Membran
|
Jumlah Barang
|
Harga Per Satuan
|
Harga Total
|
1
|
Batu Zeolit
|
-
|
-
|
Rp 25.000,-
|
2
|
Kulit Singkong
|
3 kg
|
Rp. 3.000,-
|
Rp 10.000,-
|
3
|
Pasir Silika
|
-
|
-
|
Rp 20.000,-
|
4
|
Kulit Pisang
Kepok
|
2 kg
|
Rp. 12.500,-
|
Rp 25.000,-
|
5
|
Kerikil
|
-
|
-
|
Rp 50.000,-
|
Jumlah
|
Rp. 130.000,-
|
Rincian biaya pembuatan alat
|
Rp. 825.000,-
|
Rincian biaya untuk bahan
filtrasi
|
Rp. 130.000,-
|
Biaya Total
|
Rp. 955.000,-
|
The Tale of a King in a Titanium Bar | Titanium Art
BalasHapusTitanium Art - 출장샵 TITIA microtouch titanium trim reviews Art by TITE. The Tale titanium color of a King titanium blade in a Titanium Bar. TITIA Art by titanium curling iron TITE - TITIA Art by TITE